Thursday, December 29, 2005

Lesson From A Trial of Possibility


Semalam saya menonton DVD 'The Exorcism of Emily Rose'
Sendirian. Jam 00.30 WIB pula.
Tumben gak takut (walaupun tetep sih nutup setengah muka dengan bantal).
Abis adegan-adegan horor yang biasa bikin saya gak bisa tidur kali ini dikalahkan sama debat seru di persidangan Father Moore (diperankan oleh Tom Wilkinson), yang dituntut atas pembunuhan Emily Rose, seorang mahasiswi berusia 19 tahun.

Father Moore dituduh mengabaikan perawatan medis Emily yang, menurut diagnosa pakar medis yang didatangkan dalam persidangan, epileptic psychotic. Jelas saja, wong Father Moore bukan dokter. Dia kan seorang pendeta Katolik yang dimintai bantuan oleh keluarga Emily untuk mengusir setan yang diduga bercokol dalam tubuh Emily. Sayangnya, jaksa penuntut tidak percaya bahwa Emily kesurupan dan penyebab kematiannya adalah karena Emily memilih untuk bertahan dalam keadaan demikian demi memberitahu orang-orang adanya kekuatan setan dan Tuhan.

Line favorit saya dalam film ini ada pada kesimpulan yang dibacakan pengacara Father Moore (diperankan oleh Laura Linney), seorang perempuan ambisius yang mengklaim dirinya atheis dan agnostic.
"This is a trial of possibility....."
Bahwa Emily kesurupan dan bukan epileptic psychotic adalah sebuah kemungkinan bukan fakta.
Bahwa Emily mati karena kegagalan Father Moore melakukan exorcism juga sebuah kemungkinan, bukan fakta.
Dan masih banyak lagi kemungkinan lain yang diajukan.
Tapi faktanya adalah Father Moore care for Emily.
"I just want to tell Emily's story". Sang pendeta ngotot.

Story yang sulit dipercaya akal sehat dan rasio.
Story yang jadi bahan tertawaan jaksa penuntut.
Story yang sulit dipercaya kebenarannya oleh para juri, bahkan dilarang untuk diceritakan dalam persidangan karena dianggap tahyul.

Toh, pada akhirnya keyakinan Father Moore untuk menceritakan cerita itu dan keyakinan pengacaranya untuk mengijinkannya bercerita (dengan ancaman dipecat) lah yang akhirnya memenangkan persidangan.

Keyakinan.
Benda satu ini semakin langka di jaman sekarang.
Apalagi keyakinan pada diri sendiri.
Keyakinan untuk mendengar kata hati sendiri dengan resiko apa pun.
Keyakinan untuk percaya pada apa yang orang kebanyakan tidak percaya.

Masih ada 2 hari lagi untuk saya menetapkan keyakinan saya di tahun 2006.
Setelah itu, there's no turning back.

Welcome 2006!




Monday, December 19, 2005

Up to You, Dear Friend

The other night my friend was upset over a guy she's had a crush with.
She was so upset that she could hardly enjoy the party and left early.
The next day she assured me that she's okay and that she'll let things just flow as it is.

I felt relieved.
Just don't want u to lose yourself and do silly things. You are the inspiration of many youngsters. Keep that in mind. My SMS to her.

And it's true.
In just over 4 years she has written 2 trilogies, a few novels (one of which has been made into a movie) and many more to come.
In fact, just a few minutes before she got upset, some girl actually came to her asking when is her next novel due to come.

So, why get upset over these things, my friend
(since it's not the first time she got upset for a man).
You have plenty of things to get upset with.
Like, why aren't many youngsters as lucky as you are.
Many of them don't even have the chance to study in school, let alone writing best selling novels.
I know deep in your heart you are a very caring and passionate person.
I've seen you giving writing workshops to high school students in remote areas.
You even went to Aceh beginning of this year after the tsunami tragedy.

So why let these things drag your mood?
When you are actually in a very good position to make changes in this country.
Marvellous changes that can make people happy.
Change the way they look at themselves.
Bring back sunshine to their hearts

It's all up to you, my friend!










Friday, December 16, 2005



Prita itu nama gadisnya Dewi Kunthi...
Kata Mama waktu membelikan buku-buku cerita wayang
sebagai hadiah kenaikan kelas 3 SD.

Dan mulailah saya menelusuri cerita Mahabharata dan cerita wayang lainnya.
Mencoba memahami Kunthi, sang permaisuri raja Pandu dan ibu Pandawa Lima, ksatria besar dalam pertempuran Kurusetra.
Kisah demi kisah saya baca, tapi tokoh favorit saya tetap Shakuntala.
Sosok yang anggun, lembut, penuh pengabdian dan digilai laki-laki.
Saya nggak mengerti kenapa Mama nggak menamai saya Shakuntala atau apalah
yang identik dengan figur Shakuntala.

Suatu saat bertahun-tahun kemudian...
Saya sudah menjadi seorang copywriter.
Seorang dalang multitalented menulis dalam cover CD album barunya yang saya beli.

Pertahankan bernama Prita. Prita itu nama lain dari Kunti.
Dalam wayang Kunti itu poliandris, tapi juga sangat keibuan.
Ambil keibuannya aja deh, hehe...

Dek!

Mulailah saya melihat Kunthi dari sisi lain.
Dari dalang ini pula dan komunitas seni yang saya geluti, saya mendapat gambaran lebih utuh tentang Kunthi.
Betapa ia seorang wanita ambisius yang dengan 'aji-aji'nya bisa memanggil dewa-dewa, digilai mereka bahkan sampai memiliki anak dengan mereka.
Bahwa Pandawa sebenarnya bukan anak-anak Pandu tapi Dewa Surya, Dewa Bayu, dll.

No wonder she is called poliandris. Sounds bitchy, eh?

Tapi dengan segala 'kebusukan' nya itu, toh, ia melahirkan anak-anak yang hebat.
Dengan segala ke'bitchy'annya ia tetap dikenang sampai sekarang sebagai salah seorang perempuan hebat dalam cerita perwayangan.

Perlahan-lahan figur Shakuntala mulai pupus.
Saya ingin jadi Kunthi saja.
Yang berani menerima dirinya apa adanya
Yang berani melihat kenyataan hidup sebenar-benarnya, punya spirit tinggi serta keberanian untuk mencoba sesuatu di luar dirinya (berani manggil dewa-dewa gitu loh!).
Dan di atas itu semua, melahirkan anak-anak hebat yang prestasinya mengukir sejarah.

Barangkali itu yang dimaksud dengan 'Ambil keibuannya aja deh...'
Terima kasih EKI dan Mas Tejo!

Ini sebabnya saya membuat blog ini.
Supaya punya 'diary' yang bisa mencatat sepak terjang dan sejarah saya (narsis banget sih)

Have a nice weekend!

Somewhere in Time

When was the last time it came to mind
What you see, what you hear, and what you think inside
When you just sit and let your heart decide.....

Posted 16th December 2005, 5:00 PM